Haleluya..
Asik bentar lagi Paskah..! Saatnya
menghias telur paskah, lomba cari telur paskah, bikin telur coklat, main games
seru di sekolah Minggu.. Hmmm, Paskah memang selalu bikin excited (semangat) yah
..
Ngomong – ngomong soal
Paskah, pernah nggak sih kita kepikir
kok paskah indentiknya telur ya? Terus kok
suka ada kelinci – kelincian gitu dalam setiap perayaan Paskah?
Kalau kita lihat kilas balik (sejarah)
Perayaan Paskah yang
pertama ketika Bangsa Israel di Mesir. Pada saat itu mereka ditindas dan di
paksa bekerja oleh orang mesir untuk membangun kota Mesir. Sehingga orang
Israel berdoa kepada Tuhan memohon keselamatan dari Tuhan. Dan Tuhan mengutus
Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir (Keluaran 12).
Tetapi raja Mesir mesir menolak dan memerintahkan agar orang
Israel bekerja lebih keras. Sehingga Tuhan memberikan Tulah pertama sampai
tulah yang ke Sembilan. Nah Tulah yang sepuluh, Masih ingat 10 tulah yang
terjadi di Mesir? Ya, benar sekali…
Di malam terjadinya tulah
ke 10, Tuhan memerintahkan Musa untuk memberitahu bangsa Israel untuk
menyembelih seekor domba / kambing jantan berumur setahun yang tidak bercela.
Darahnya dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas. Darah tersebut
menjadi tanda supaya apabila Tuhan melihatnya, Tuhan akan melewati rumah itu
sehingga orang yang di dalam rumah itu tidak akan kena tulah. Ngeri banget
ya..
Dari kejadiaan ini Tuhan
mengajar umat-Nya (termasuk kita)
mengenai makna pembebasan yang
Tuhan Yesus berikan kepada umat-Nya dan
ketaatan umat-Nya kepada segala
perintah Tuhan.
Nah loh terus lambang Paskah kok bukan domba?
Kenapa jadi telur sama kelinci ya??
Well.. usut punya usut, ternyata ada hubungannya
dengan kepercayaan Paganisme yang
menyembah Dewi Eostre di wilayah Yunani yang dikuasai kekaisaran Romawi pada
saat itu. Dewi Eostre adalah dewi kesuburan dalam Paganisme, yang dikaitkan
dengan kedatangan musim semi. Dewi kesuburan juga dikenal dengan nama Ishtar
atau Isis, pada mitologi Jermanik dikenal dengan nama Ostara atau Eostre.
Perayaannya menyembah
Dewi Eostre sangat berdekatan dengan hari raya Paskah yang dirayakan sama sama pada
hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama, setelah Matahari melintasi
titik musim semi (equinox). Tanggalnya
berdekatan dengan perayaan kedatangan musim semi bagi Dewi Eostre dan salah
kaprah pun terjadilah.
Jadi kita tahu kenapa
tanggal perayaan Paskah selalu berubah –
rubah setiap tahunnya dan tidak seperti perayaan Natal. Paskah yang kita
rayakan sebagai peringatan akan kebangkitan Tuhan Yesus, malah jadi dikenal
dengan nama “Easter”. Padahal Easter sendiri sesungguhnya mengacu kepada Dewi
Eostre.
Jadi telur yang
identik dengan simbol perayaan Paskah pun sebenarnya melambangkan kesuburan dan
kelahiran kembali musim semi dan Kelinci
yang ada pada perayaan paskah adalah hewan suci bagi Dewi Eostre yang juga
melambangkan kesuburan dan hewan kesayangan bagi anak Dewi Eostre.
Jadi, setelah melihat
faktanya, salah rasanya kalau kita
menyebut Paskah sebagai Easter.
Jadi perayaan Paskah
sebenarnya memiliki arti penebusan , keselamatan, dan pelepasan dengan darah yang tercurah. Ini yang
dilambangkan dengan korban ternak pada Perjanjian Lama. Untuk jaman
sekarang, tidak perlu lagi kita lakukan karena Tuhan
Yesus. Tuhan Yesus telah datang ke dunia menggenapi dan menyatakan makna Paskah yang sesungguhnya kepada
umat manusia.
Tuhan Yesus
datang sebagai Anak Domba Allah yang dikorbankan atau mati diatas kayu salib dan
bangkit dari maut untuk menebus dosa umat manusia (1 Petrus 1: 18 -19). Oleh karena itu, Paskah haruslah menjadi
peringatan bagi kita sampai selama – lamanya.
Jadi Paskah = Passover dan buka Easter??
So, remember, it’s not
“Happy Easter”, but “Happy Passover”. Selamat Paskah semua! Tuhan Yesus
memberkati.