Masa kanak-anak
adalah masa yang indah dan harus disyukuri lho alaupun kita sedang menghadapi
masalah. Raksasa perfilman Disney’s bahkan pernah menciptakan tokoh fiksi
Peter Pan, seorang anak laki-laki yang menolak beranjak dewasa. Ia memutuskan
kabur ke Neverland untuk menjadi anak-anak selamanya.
Beberapa dari
kita mungkin ingin segera menjadi dewasa.Anak-anak cenderung mengikuti
orang-orang dewasa dalam bertingkah laku. Namun menjadi dewasa
bukanlah hal yang mudah. Semakin dewasa, perubahan harus terjadi secara
menyeluruh, bukan hanya secara fisik dan cara berpakaian, tetapi kita juga meninggalkan
sifat, tingkah laku, perasaan, dan cara berpikir kita yang kanak-kanak (1 Kor
13:12). Semakin dewasa, kita harus mau dan rela untuk ditempa lebih keras, mau
ditegur untuk dapat lebih mengerti kebenaran Tuhan (Ibrani 5:12-14).
Kita sering
menyanyikan lagu yang berkata bahwa kerinduan kita adalah menyenangkan Tuhan,
dan memang seharusnyalah demikian. Namun lebih dari itu, kita hidup di dalam dunia
dan Alkitab menyaksikan tentang orang-orang yang berusaha dan sukses bertumbuh,
tidak hanya bekenan kepada Allah tetapi juga manusia.
“Samuel yang
muda itu semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di
hadapan manusia (1 Sam 2:26).”Yesus pun demikian,semakin bertambah besar, ia
bertambah hikmatNya dan besarNya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia(Luk
2:52). Paulus sendiri “…senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang
murni di hadapan Allah dan manusia(Kis 24:16).”
Sebagai orang
“muda” anak-anak Tuhan, kita masih perlu tunduk juga kepada otoritas-otoritas
di atas kita (orangtua, guru-guru di sekolah dan gereja, pemerintah), terlebih
lagi kepada Tuhan (1 Pet 2:13-14).Selama kita bertumbuh, kita berusaha
berkelakuan bersih sesuai firman Tuhan (Maz 119:9). Kita menjadi dewasa bukan
dengan membangkang terhadap orang tua, merasa benar dan bertindak seolah sudah
dewasa, melainkan kita dengan menjadi teladan bagi semua orang melalui
perbuatan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian kita (2 Tim 4:12)
supaya kita “dewasa” dan indah di hadapan Tuhan dan manusia.
“Hai
anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara
perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan
ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau
akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia (Ams
3:1-4).” (HT)