Puji Tuhan, kita lanjut
pada hari yang ke tiga. Dalam kejadian 1: 9 - 10 dikatakan demikan “ Berfirmanlah Allah:
"Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat,
sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai
yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa
semuanya itu baik”. Ada hal
yang Tuhan lakukan selanjutnya setelah Tuhan menciptakan terang dan cakrawala
yaitu mengumpulkan air di suatu tempat sehingga ada kelihatan tempat yang
kering. Sehingga yang kering dinamakan darat dan yang tempat berkumpulnya air
dinamakan laut. Maka setelah ada daratan dan lautan, maka dalam kejadian 1: 11-
13 dikatakan bahwa “Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas
muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang
menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan
jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis
tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan
buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari ketiga.” .
Haleluya, dengan kejadian
1: 11-13 menjelaskan bahwa daratan yang kering itu Tuhan isi dengan berbagai
macam tumbuhan di dataran tersebut. Sehingga darat itu dipenuhi dengan berbagai
macam pohon yang berbiji dan yang menghasilkan buah. Maka Tuhan merasa senang
karena semua yang diciptakan adalah baik.
Coba perhatikan dengan
jelas, Hal ini sama dengan kehidupan manusia yang percaya kepada Tuhan. Dimana
setelah manusia yang percaya kepada Tuhan serta memiliki pengalaman
Pribadi dengan Tuhan, maka ada hal yang manusia harus kerjakan yaitu
memperhatikan segala perintah Tuhan/ Firman Tuhan. Manusia yang percaya kepada
Tuhan harus memperhatikan apa yang Tuhan katakan, Sehingga manusia yang telah
mengenal Tuhan dan diselamatkan tahu dan menjalankan apa yang berkenan kepada
Tuhan. Sehingga ada perbedaan yang mendasar atas kelakuan serta sifat
manusia yang percaya dan manusia yang tidak mau mengenal Tuhan.
Lalu perhatikan dalam
kejadian 1: 9 dengan tegas dikata bahwa “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat,
sehingga kelihatan yang kering.” Hal ini memperlihatkan kita bagaimana Tuhan benar benar mengekslusifkan
manusia yang percaya kepadanya agar keluar dari kumpulan orang orang yang tidak
mau mengenal Tuhan. Kata “ekskulsif” bukan berarti keluar atau memisahkan diri
untuk bermegah diri, tetapi keluar untuk belajar dan akan kembali untuk diutus
kembali ke tempat asalnya. Sedangankan lawan dari “ekslusif” adalah “ inklusif
“ yang memiliki termasuk bilangan/ memiliki kebanggaan untuk memisahkan diri.
Dalam hal ini coba kita
bandingan dengan beberapa hamba Tuhan yang Tuhan pakai dalam perjanjian lama,
antara lain :
- Abraham : Dalam Kejadian 12 : 1-4 dikatakan bahwa “ Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.” .
Dari sini kita melihat apa
yang Tuhan perintahkan kepada Abraham, keluar dari lingkungan yang tidak sesuai
dengan kehendak Allah. Sehingga apa Tuhan ajarkan kepada Abraham dan keluarga
untuk percaya dan menuruti segala perintah Tuhan dapat diterima baik oleh
mereka, sehingga dalam kelompok itu terbangun yang namanya saling
menguatkan, saling menopang, dan saling mengerti satu dengan lainnya.
- Musa : dalam keluaran 2: 15 dikatakan “ Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.”.
Kita melihat bagaimana cara
Tuhan memisahkan orang orang yang sayang kepada Tuhan dan mengeluarkan manusia
yang percaya kepada Tuhan keluar kelompok / lingkungan yang tidak baik. Bahkan
jika kita baca dalam keluaran 3, bagaimana Musa dididik untuk belajar
secara pribadi tentang terang yang sesungguhnya dan segala Firman Tuhan. Sampai
musa siap untuk menjalankan tugas yang Tuhan berikan kepadanya.
- Orang Israel : dalam Keluaran 12: 41 dikatakan ”Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir.”
Hal ini pun di pertegas
oleh kehadiran bangsa Israel yang Tuhan kemerdekaan untuk keluar dari
penjajahan bangsa Mesir. Agar orang Israel dapat mengenal Firman Tuhan dan
belajar segala ketetapan Tuhan serta menjalankan apa yang Tuhan Yesus
kehendaki dalam hidup mereka. Bahkan hal ini dapat dilihat dalam
kitab Pentateukh yang Tuhan ajarkan tentang siapa Tuhan dan Siapa Firman
Tuhan yang menuntun mereka dalam perjalan orang Israel ke negeri Kanaan.
Lalu perhatikan dalam ayat
10 ada 1 kalimat yang cukup menarik yaitu “ Allah melihat bahwa semuanya itu baik”. Coba perhatikan dalam
hari penciptaan pertama dan kedua, apakah ada yang menyatakan bahwa Tuhan
mengatakan seperti kalimat pujian / pernyataan Allah pada ayat 10 ?
Coba bandingkan dengan
Mazmur 25:8 di katakan demikian “TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada
orang yang sesat.” . Ini
dipertegas dalam Mazmur 25:9 yang dikatakan demikian ”Ia membimbing orang-orang
yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang
yang rendah hati.”.
Haleluya, kita melihat dan belajar bagaimana keinginan Tuhan agar manusia dapat
mencapai pijakan awal dari pengenalan akan Firman Tuhan. Ini merupakan
satu tahapan dasar dalam hidup orang percaya, di mana ketika orang yang sudah
diselamatkan mulai mengenal akan Pribadi Tuhan Yesus Kristus dan mengenal
segala ketetapnNYA. Maka manusia yang sudah percaya dan mengenal segala Firman
Tuhan itu harus dipisahkan oleh dunia ini agar dapat bersekutu dengan
Tuhan untuk belajar lebih mendalam segala jalan / ketetapan Tuhan lewat
persekutuan jemaat Tuhan. Sehingga manusia yang percaya kepada Tuhan bukan
hanya mengenal tetapi memahami segala apa yang Tuhan Yesus Kristus inginkan dan
kerjakan dalam kehidupan anak anak Tuhan.
Bahkan kita lihat dalam
Perjanjian Baru, orang yang bertobat kepada Tuhan Yesus Kristus, mereka
bersekutu dan bertekun dalam pengajaran rasul rasul. Hal ini dipertegas dalam
Kisah Para Rasul 2 : 41 - 42 dikatakan demikian “ Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa. Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul
untuk memecahkan roti dan berdoa.”. Maka kita belajar bahwa manusia yang percaya kepada Tuhan tidak
hanya selesai dengan di selamatkan Tuhan Yesus Kristus.
Tetapi bagi manusia yang
percaya kepada Tuhan yang masih diberikan hidup harus mengerjakan
keselamatan yang Tuhan Yesus berikan kepada manusia yang percaya
kepadaNya. Bahkan hal ini dipertegas dalam Filipi 2 : 12 dikatakan
demikian “ Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan
keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi
terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,”
Haleluya,kemudian pada hari
yang sama Tuhan pun menciptakan tumbuh tumbuhan. Hal ini dapat kita lihat dalam
kejadian 1: 11-13 yang menjelaskan bahwa “ Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas
muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang
menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan
jadilah demikian. Tanah itu
menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji
dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya
itu baik.Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga”. Kita coba perhatikan ayat
12, dijelaskan bahwa dari tanah yang kering, maka Tuhan menumbuhkan berbagai
macam tumbuhan yang dapat menghasilkan buah.
Coba kita bandingkan dengan
1 Kor 3: 1-9, dan perhatikan ayat 6-7 dengan seksama dikatakan demikian “Aku (Paulus) menanam,
Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting
bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi
pertumbuhan.”. Bahwa
seharusnya dampak dari pemisahan yang Tuhan lakukan atas manusia yang percaya
kepadanya dari dunia ini untuk persekutuan dengan Tuhan dalam persekutuan
orang percaya menghasilkan yang nama sebuah pertumbuhan yang terlihat dalam
kuantitas dan kualitas manusia yang percaya. Di mana dalam persekutuan
manusia yang percaya dengan Tuhan serta sesama untuk memahami segala ketetapan
serta kehendak Tuhan yang benar pasti memiliki iman, sikap, pemikiran dan hati
yang bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini di pertegas dalam Filipi
2:5 dikatakan demikian “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”.
Karena dalam persekutuan
dengan orang percaya yang rindu untuk memuji Tuhan dan bahkan mengenal serta
memahami segala Firman Tuhan pasti Tuhan Yesus Kristus hadir. Hal ini di
tekankan Tuhan Yesus sendiri dalam Matius 18: 20 dikatakan demikian “Sebab di mana dua atau tiga
orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka“. Maka cocok apa yang
dikatakan Paulus dalam 1 Kor 3: 6-7, bahwa bukan pendeta atau hamba Tuhan, atau
organisasi gereja yang dapat membuat kita bertumbuh melainkan
Firman Tuhan yang benar dan sehat (yang berasal dari Tuhan Yesus Kristus/
Alkitab) yang memberikan pertumbuhan yang sehat sesuai dengan kehendak Tuhan.
Sehingga dari pertumbuhan
tersebut, manusia yang percaya kepada Tuhan dapat menghasilkan buah buah
roh yang berlipat ganda. Hal ini di pertegas dalam Markus 4:8 dikatakan
demikian “ Dan
sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh
kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.“ dan Galatia 5: 22-23
dikatakan demikian “ Tetapi
buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan,kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum
yang menentang hal-hal itu.”. Haleluya, inilah dasar dasar yang harus dialami oleh orang yang
percaya kepada Tuhan, Sehingga buah yang dihasilkan ini menjadi sifat dasar
manusia manusia yang percaya kepada Tuhan dan bertumbuh dalam persekutuan
dengan Tuhan dan orang percaya.
Tetapi perhatikan dalam 1
Korintus 3: 1-5, menjelaskan ternyata ketika dalam sebuah persekutuan orang
orang percaya, dimana terjadi sebuah kelompok kelompok yang dalam tubuh Kristus
/ persekutuan orang orang percaya. Sehingga banyak orang yang
berbicara tentang kebenaran Firman Tuhan melainkan asal golongan dan dari
kelompok siapa. Hal ini mendapatkan teguran yang keras Paulus yang ditulis
dalam 1 korintus 3: 4-5 dikatakan demikian “ Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari
golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos,
" bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan
rohani? Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya
kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan
kepadanya.”.
Sehingga kata “eksklusif” yang seharusnya menjadi pemisah antara manusia
yang percaya dengan manusia yang tidak percaya, mulai mempengaruhi manusia yang
percaya kepada Tuhan untuk membuat “inklusif” / mengintimewakan diri di
bandingkan dengan saudara saudaranya yang seiman.
Hal ini sangat di tentang
oleh Paulus sehingga dalam 1 Korintus 3: 2-3 dengan tegas menyatakan bahwa ”Susulah yang kuberikan
kepadamu, bukanlah
makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya.” dan coba bandingkan dengan
Ibrani 5: 12-13 dikatakan demikian “ Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan
Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan
susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.”
Haleluya, setelah melihat
pernyataan Paulus diatas, secara tegas sebagai manusia yang percaya kepada
Tuhan memiliki ukuran yang jelas dalam soal kerohanian. Jika kita melihat dalam
skema ini terjadi pembagian / tahapan yang jelas, sehingga kita
dapat mengetahui dimana tingkatan / susunan / “level” kerohanian manusia
yang percaya kepada Tuhan dalam pengiringan kepada Tuhan Yesus Kristus.
Bahkan dipertegas oleh
Paulus bahwa dalam manusia yang percaya kepada Tuhan yang masih belajar
pada tingkatan ini ( mengenal terang, Mengenal Firman Tuhan, Belajar untuk
bersekutu dan berbuah) merupakan tingkat anak anak rohani yang masih
belajar akan asas asas pokok dari pernyataan Allah. Hal ini juga di
tegaskan dalam 1 Yohanes 2: 12,14a dikatakan demikian ayat 12 dikatakan
demikian “Aku
menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya” dan ayat 14a demikian ” Aku menulis kepada kamu,
hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa “.
Sehingga manusia yang percaya tidak hanya puas kepada tingkatan
yang telah dia capai sekarang, mereka harus dapat meningkatkan terus pengertian
yang telah kita sampai kepada kepenuhannya.
Hal ini dipertegas dalam
Filipi 3:16 dikatakan demikian “ Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita
lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.”. Haleluya, inilah keputusan / jalan /
persekutuan yang telah kita tempuh untuk dapat bertumbuh dan terus dapat
mengerti akan kebenaran yang sejati. Yaitu kebenaran yang ada di dalam Tuhan
Yesus Kristus.
Maka pada ayat ke 13 di
katakan “ Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.”, Hal ini mempertegas hal yang kita pelajari
sebelumnya bahwa ketika naik kepada tingkatan selanjutnya. Maka tingkatan awal
kita tidak akan pudar atau hilang, melainkan lebih kuat dan lebih dalam
dibandingkan pada tingkat sebelumnya. Hal ini pun dapat kita bandingkan dengan
kitab Wahyu 2 : 4 dikatakan demikian “ Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah
meninggalkan kasihmu yang semula.”, dalam kitab Wahyu 2 ini menjelaskan bagaimana hidup jemaat
Efesus yang sudah mencapai suatu tingkat/ pengertian akan Firman Tuhan yang
lebih tinggi. Tetapi dalam ayat ke 4 ini dijelaskan bahwa Tuhan Yesus
menegur jemaat Efesus karena mereka meninggalkan dasar dari Injil yaitu
kasih.
Maka dengan sangat jelas
manusia yang percaya kepada Tuhan, harus mengerti dan terus menerus diingatkan
kembali serta bertumbuh dalam pengertian kepada Firman Tuhan. Seperti
yang tertulis dalam Amsal 3: 3 yang menjelaskan bahwa “ Janganlah kiranya kasih dan
setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada
loh hatimu,“
Puji Tuhan, inilah yang
Tuhan gambarkan / skema Tuhan pada orang Israel yang sejak kecil
harus menghafalkan seluruh hukum Taurat. Bagaimana mereka harus terus mengingat
dan membicarakan terus menerus segala ketetapan Firman Tuhan. Tetapi pada saat
ini, manusia percaya harus terus mengingat dan menyampaikan serta menceritakan
bagaimana Kasih Tuhan Yesus Kristus yang adalah terang bagi umat manusia
telah menyelamatkan hidup manusia yang percaya dari hidup yang sia sia
dan hukuman yang kekal.
minta softcopy " Skematologi Minggu Penciptaan " keseluruhan : di sini
Tanggapan : samuelliputra@gmail.com
Tanggapan : samuelliputra@gmail.com