Kamis, 11 April 2013

Trio #kerlapkerlip (103,104,105 ) Teman adalah HADIAH YANG DARI ATAS BUAT KITA


Seperti hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya jelek.Yang bungkusnya bagus, punya wajah rupawan atau kepribadian yang menarik.Yang  bungkusnya  jelek, punya wajah biasa atau keperibadian biasa saja............... atau malah menjengkelkan.

Seperti hadiah, ada yang isinya bagus dan yang isinya jelek. Yang isinya bagus, punya jiwa yang begitu indah sehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya, ketika kita tahan menghabiskan waktu berjam-jam, saling bercerita dan menghibur, menangis bersama dan tertawa bersama. Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.


Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka. Begitu dalam luka-lukanya sehingga jiwanya tidak mampu lagi mencintai, justru karena ia tidak merasakan cinta dalam hidupnya. Sayangnya yang kita tangkap darinya seringkali justru sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah dan lainnya. Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan mencoba menghindar dari mereka.

            Kita tidak tahu bahwa itu semua bukanlah karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi ketidakmampuan jiwanya memberikan cinta karena justru ia membutuhkan cinta kita, membutuhkan empati kita, kesabaran dan keberanian kita untuk mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.

            Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka lututnya berlari bersama kita? Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air berenang bersama? Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita. Mereka tidak akan bilang bahwa “lutut” mereka luka atau mereka “takut air”, mereka akan bilang bahwa mereka tidak suka berlari atau mereka akan bilang berenang itu membosankan. Itulah cara mereka mempertahankan diri.
Mereka akan bilang:
“Menari itu tidak menarik.”
“Tidak ada yang cocok denganku!”
“Teman-temanku sudah lulus semua.”
“Aku ini buruk, siapa yang bakal tahan denganku?”
“Kisah hidupku membosankan!”
Mereka tidak akan bilang :
“Aku tidak bisa menari.”
“Aku membutuhkan kamu!”
“Aku kesepian.”
“Aku butuh diterima!”
“Aku ingin didengarkan.”

Mereka semua hadiah buat kita. Entah bungkusnya bagus atau jelek, entah isinya bagus atau jelek. Dan jangan tertipu oleh kemasan. Hanya ketika kita bertemu jiwa dengan jiwa, kita tahu hadiah sesungguhnya yang sudah dipersiapkanNya buat kita. (LT)

ayo baca juga yang lainnya di sini 







Kerlap kerlip 105 from Karunia Mulia Berkatama

..............................................................................................................................................
Prioritas

Begitu bangun tidur dan membuka mata, kita sudah dihadapkan pada suatu pilihan. Pilih tidur 
terus atau segera bangun? Kalau kita memilih untuk bangun, kita akan dihadapkan pada pilihan 
berikutnya, yaitu apa yang pertama akan kita lakukan?

Begitu seterusnya, sepanjang waktu kita akan senantiasa dihadapkan pada banyak pilihan 
untuk menentukan satu keputusan. Keputusan yang kita ambil akan menentukan prioritas kita. 
Di zaman yang semakin menawarkan banyak pilihan ini, tidak mudah bagi kita untuk 
menentukan prioritas secara tepat. Salah prioritas bisnis bisa gagal, studi bisa kacau, rumah 
tangga bisa berantakan, bahkan kerohanian bisa merosot. Penentuan prioritas begitu penting 
karena apa yang kita utamakan dalam hidup ini akan tercermin dari bagaimana kita 
menentukan prioritas. 

Rasanya, tidak ada prioritas yang lebih tepat selain memprioritaskan 
kehendak Allah  di atas segalanya. Karena saat kita mendahulukan mencari Kerajaan Allah dan 
Kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita (Matius 6:33)

“Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:17)